Halaman

Rabu, 02 Juni 2010

Qum 476 tgl 20 Shafar 1431 H/ 5 Februari 2010 M


HIDUP LAGI


Berkaitan dengan berita hidupnya kembali seorang pemuda di Jakarta beberapa hari lalu, seorang Wartawan dari sebuah harian di Ibu Kota menanyakan tentang kemungkinan terjadinya manusia mati hidup kembali sebelum datangnya hari kebangkitan. Berikut penjelasannya.


Salah satu keyakinan yang harus dimiliki seorang Muslim adalah datangnya hari kiamat yang meliputi kebangkitan manusia setelah kematiannya. Dalam rangka meyakinkan manusia akan terjadinya peristiwa tersebut Allah memberikan contoh dengan dibangkitkannya sejumlah orang mati di dunia ini. Di antara peristiwa yang sempat direkam Al Qur’an adalah:


1. Bangkitnya Bani Israel setelah mati disambar petir. Allah berfirman:


وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ . ثُمَّ بَعَثْنَاكُمْ مِنْ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (البقرة: 55-56)


Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kamu tidak akan beriman kepadamu sebelum kamu melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya". Kemudian Kami bangkitkan kamu setelah kematian kamu agar kamu bersyukur” (Al Baqarah: 55-56).


Sebagian besar Ulama berpendapat bahwa kematian yang disebutkan pada ayat ini adalah benar-benar kematian. Tetapi sebagian lain berpendapat bahwa yang dimaksud adalah pingsan saja. Bagaimana pun pingsan tak ubahnya kematian karena hilangnya kesadaran dari seseorang. Bila Allah berkuasa menyadarkan orang yang pingsan, maka demikian pulalah Dia berkuasa menghidupkan orang yang hilang kesadarannya melalui kematian.


2. Hidupnya seorang mayat pembunuhan misterius. Allah berfirman:


وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَادَّارَأْتُمْ فِيهَا وَاللَّهُ مُخْرِجٌ مَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ . فَقُلْنَا اضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا كَذَلِكَ يُحْيِي اللَّهُ الْمَوْتَى وَيُرِيكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (البقرة:72-73)


Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu. Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati dan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti” (Al Baqarah: 72-73).


Menurut sebagian besar Mufassirin yang dituju oleh kedua ayat ini adalah peristiwa pembunuhan misterius sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat sebelumnya. Mereka mengatakan mayat korban pembunuhan misterius itu dapat hidup kembali memberikan keterangan perihal pembunuhnya setelah dipukul dengan sebagian daging sapi hasil urunan Bani Israel. Tetapi ada juga Ulama yang berpendapat bahwa ayat ini berkaitan dengan penyaliban Nabi Isa AS yang diperselisihkan ole kaum Israel. Wallahu A’lam.


3. Hidupnya sejumlah orang yang dimatikan Allah.


أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا ثُمَّ أَحْيَاهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ (البقرة:243)


Artinya: “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) Karena takut mati; Maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu", Kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” (Al Baqarah: 243).


Menurut sebagian Mufassir orang-orang yang dibicarakan oleh ayat ini adalah penduduk dari sebuah daerah yang pergi meninggalkan kaumnya karena wabah yang melanda daerah tersebut. Lalu Allah mematikan mereka semuanya meskipun tidak tertimpa wabah tadi. Setelah itu Allah menghidupkan kembali mereka agar mendapat pelajaran dari apa yang mereka alami serta yakin bahwa Allah berkuasa menghidupkan dan mematikan.


4. Hidupnya seseorang yang telah mati selama 100 (seratus) tahun. Allah berfirman:


أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَى قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّى يُحْيِي هَذِهِ اللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا فَأَمَاتَهُ اللَّهُ مِئَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالَ بَلْ لَبِثْتَ مِئَةَ عَامٍ فَانْظُرْ إِلَى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ وَانْظُرْ إِلَى حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آَيَةً لِلنَّاسِ وَانْظُرْ إِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (البقرة:259)


Artinya: “Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) Telah roboh menutupi atapnya. dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri Ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, Kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu Telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan Lihatlah kepada keledai kamu (yang Telah menjadi tulang belulang); kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan kami bagi manusia; dan Lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, Kemudian kami menyusunnya kembali, Kemudian kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala Telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang Telah mati) diapun berkata:"Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al Baqarah: 259).


Para Ulama berbeda pendapat tentang siapa orang yang dimatikan sebagaimana diceritakan dalam ayat ini. Sebagian menyebutkan Uzair, sebagian lain menyebutkan Hizqiyal dan ada yang menyebutkan dia adalah Nabi Khadir atau Khidir. Bahkan sebagian Mufassir ada yang mengatakan bahwa ayat ini merupakan kiasan semata tentang sebuah Negeri yang telah beratus tahun tidak “hidup” karena berada dalam kejahiliyahan dan dihidupkan kembali melalui bangkitnya seorang Rasulullah. Namun bagaimana pun tafsir ayat tersebut dibuat, yang jelas semuanya mengarah kepada satu kesimpulan bahwa Allah berkuasa menghidupkan yang telah mati. Allah berkuasa menghidupkan orang yang telah mati baik di akhirat kelak maupun di dunia ini.


5. Nabi Isa Menghidupkan yang telah mati.


Telah menjadi pengetahuan umum bahwa Nabi Isa AS dikenal sebagai orang yang diberi kemampuan (Mu’jizat) oleh Allah SWT menghidupkan orang yang telah mati. Allah berfirman:


وَرَسُولًا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآَيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (ال عمران:49)


Artinya: “Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang Berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku (Isa bin Maryam) telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman” (Ali Imran: 49).


Selanjutnya, sebagaimana diketahui bahwa Al Qur’an menyerupakan kematian dengan tidur. Hal itu karena baik tidur maupun kematian adalah menjadi sebab perpisahan antara jasad dan ruh. Itu artinya tidur merupakan kematian pendek dan kematian itu merupakan tidur panjang. Allah berfirman:


اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (الزمر:42)


Artinya: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka dia tahanlah jiwa (orang) yang Telah dia tetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir” (Az Zumar: 42).


Al Qur’an sendiri menceritakan tentang bangkitnya manusia yang telah tertidur cukup lama yaitu Ashhabul Kahfi. Allah menceritakan:


وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِئَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا (الكهف:25)


Artinya: “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi):” (Al Kahfi: 25).


Demikianlah penjelasan ringkas kami mudah-mudahan bermanfaat terutama bagi saudaraku (A) di tempat tugas. Kiranya Allah menumbuhkan sikap berhati-hati dalam diri kita karena sesungguhnya segala yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak pada hari di mana kita kembali dibangkitkan setelah kematian kita, Amin.


Hasbunallah

H.Syarif Rahmat RA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar